Limo | jurnaldepok.id
Selain rutin melaksanakan kegiatan senam jantung sehat, komunitas kaum ibu Kelurahan Limo yang tergabung di Klub Jantung Sehat (KJS) Sasak Limo ternyata juga mengintensifkan kegiatan memilah sampah dan membuat kerajinan tangan berbahan dasar sampah non organik sebagai kontribusi mengurangi jumlah sampah terbuang sekaligus dalam kerangka meningkatkan penghasilan kelurga.
Ketua Klub Jantung Sehat (KJS) Sasak Limo, Yuliawati mengatakan awal terbentuknya KJS bermula dari aktivitas kaum ibu peserta senam sehat lalu berkembang dengan kegiatan lain seperti memilah sampah dan membuat kerajinan tangan berbahan dasar sampah non organik.
“Sekarang jumlah anggota KJS Sasak Limo mencapai 45 orang, dan dalam keseharian kami memiliki agenda aktivitas beragam yang berorientasi pada kegiatan olah raga dan keterampilan,” imbuhnya.
Untuk kegiatan memilah sampah, para anggota KJS melaksanakan pemilahan dari rumah masing masing kemudian sampah non organik hasil pemilahan dibawa ke sekretariat Bank Sampah Sasak Berkreasi 07 untuk dioptimalkan sebagai bahan kerajinan tangan.
“Klub Jantung Sehat (KJS) merupakan wadah bagi kaum ibu di sejumlah wilayah RW lingkup Kelurahan Limo yang ingin mengembangkan kreatifitas positif, kami membuka diri bagi semua kaum ibu di Limo untuk bergabung di KJS Sasak guna bersama sama melaksanakan kegiatan bermanfaat,” tandasnya.
Kreatifitas anggota KJS dalam melaksanakan pemilahan sampah dan mengembangkan usaha kerajinan tangan disambut baik oleh Koordinator Bank Sampah Kecamatan Limo, Renia Ekawati.
Rere sapaan akrab Renia Ekawati mengatakan aktivitas pemilahan sampah yang dilakukan oleh anggota KJS sangat besar manfaat dan kontribusinya bagi upaya mengurangi sampah terbuang.
“Memilah sampah yang dimulai dari rumah merupakan suatu kebiasaan positif yang nilai manfaatnya sangat besar dalam upaya penanganan dan penanggulangan sampah diwilayah perkotaan, oleh sebab itu kami sangat mengapresiasi komunitas kaum ibu yang tergabung di Klub Jantung Sehat (KJS) yang aktif melaksanakan pemilahan sampah kemudian mengoptimalkan sampah non organik menjadi barang bernilai ekonomis,” tutupnya. n Asti Ediawan
